Katakota.com- Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, ungkapan tersebut pantas disandang oleh atlet muda Athaya Schatzi Ramdeli (16). Peraih medali emas POPDA Banten X ini mengikuti jejak sang ayah almarhum Nuzul Romdani sebagai atlet gulat.
Tak hanya sang ayah, Saci sapaan akrabnya juga terinspirasi dari paman yakni Ervin dan Fajar yang juga menjadi atlet gulat. Bahkan keduanya berprestasi di berbagai ajang yang mengharumkan nama baik Kota Tangerang.
“Dasarnya memang ingin mengikuti jejak ayah dan om ikut gulat dari kecil awalnya cuma duduk nonton latihan saja sampai sekarang ikut kejuaraan,” ujar Saci.
Siswa kelas 2 SMA Pribadi Kecamatan Cibodas ini mengenal gulat sejak duduk di kelas 3 SD. Kejuaraan pertamanya diikuti pada kelas 5 SD dengan menorehkan prestasi medali emas di nomor 28 kilogram.
Sejak saat itu Saci rutin latihan bersama atlet gulat lainnya di GOR Cibodas setiap pekan sebanyak tiga kali pertemuan. Saci pernah mengikuti Kejurnas gulat tahun 2019 namun tak berhasil membawa pulang medali.
“Sejak itu lebih banyak latihan-latihan, terakhir berhasil meraih medali emas POPDA Banten di kelas 58 kilogram bebas saat final mengalahkan atlet dari Tangsel,” ungkapnya.
Setelah POPDA, Saci tetap rutin latihan dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti kejuaraan lainnya. “Porprov lagi usaha semoga terpilih seleksi, lalu semoga saja kedepan ada POPNAS dipanggil juga untuk memperkuat Kota Tangerang,”katanya.
Cabang olahraga gulat menjadi penyumbang medali emas di POPDA X Banten dengan raihan 3 emas, 1 perak dan 1 perunggu. Raihan medali emas salah satunya diperoleh Saci.
Saci berharap, dengan prestasi tersebut dapat semakin memperkenalkan olahraga gulat ke masyarakat terutama ke generasi muda.
“Gulat memang kurang populer dibandingkan olahraga bela diri lainnya seperti karate, silat, dan taekwondo. Makanya saya mulai ajak orang terdekat, sodara-sodara untuk ikut gulat menjadi bibit baru POPDA berikutnya,” ujarnya.
Dikatakan Saci, Gulat aman diikuti oleh siapa pun tanpa memandang usia karena gulat menggunakan penomoran kelas pada berat badan.
“Gulat safety tapi memang ada rasa sakit kalau baru mulai ikut misalkan pusing juga pegal-pegal, tapi kalau sudah sering ga akan terasa sakit,” kata Saci seraya mengakui belum pernah cidera selama ikut gulat.
Setiap pertandingan gulat dimainkan dalam waktu 2×2 menit. Gulat bertumpu pada kekuatan tangan untuk mendorong dan membanting lawan.
“Teknik gulat dimulai dengan menyusup membuat musuh jatuh kebawah kalau bisa digulung dan banting, Pegulat dapat meraih poin 4 kemenangan jika kita mampu membanting menahan lawan dibawah sampai tos diangkat wasit,” pungkasnya.(Adit)