Tangsel, Katakota.com– Kejuaraan Asian Junior Robot Cup (AJR) diselenggarakan oleh oganiasi robotik di Asean yakni Asian Robotic Competition Committee (ARCC) berkantor di Malaysia baru saja selesai digelar. Setidaknya ada 6 negara ikut serta dalam kejuaraan Internasional ini pada (15/4) kemarin dan Indonesia merebut juara pertama.
Debin Putra Muhammad (13) adalah satu-satunya siswa SMPN 4 kota Tangsel ikut dalam kejuaraan AJR di Malaysia. Debin saat ini duduk di kelas 1 atau disebut kelas VII ikut kompetisi robotik tingkat dunia. Putra dari Ibu Kurni Tursila ini mendapatkan lima kategori kejuaraan. Pertama kategori robot kreatif dan robot sumo yangmemperoleh juara 2 mendali perak. Adapun kategori breakspeed, robot soccer dan robot maze solving memperoleh juara tiga perunggu.
“Debin membuat robot soccer semua rangkai sendiri. Sejak Sekolah Dasar tidak pernah keluar rumaha, ia lebih senang melakukan kegiatan di dalam rumah merangkain lego, baca cerita dan baca novel, main game,” kata Ibu Debin, Kurni Tursila.
Debin anak dan siswa yang rajin, selain pintar merangkai robot, ia juga padai di ruang kelas. Kesukaanya sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar memang lebih kepada teknik dan memulai ikuti kegiatan ekstrakulikuler robotik tak pernah bosan. Dari itulah ia mulai mengikuti berbagai perlombaan robotik tingkat sekolah dasar.
“Berbagai kejuaraan lomba robotiktingkat sekolah dasar sering kali dinobatkan sebagai juara, baik tingkat daerah dan tingkat nasional. Hingga akhirnya masuk SMP pun, ia tetap mengukuti kegiatan robotik setiap sepekan sekali pada hari Sabtu,” tambah Kurni.
Sedangkan juara tingkat internasioal baru kali pertama ia ikutiyakni kemarin di Malaysia pada Minggu (15/4). Tentu ini membuat haru orangtua dan keluarga, mungkin teman-teman dan pihak sekolah. Semoga saja nanti ada kegiatan robotik selanjutnya di berbagai negara Debin mampu ikut dan bisa juara.
“Persiapan sebelum mengikuti kejuaraan internasional jauh-jauh hari dimatangkan oleh guru pendamping program robotik. Termasuk melakukan latihan tambahan selama dua jam setengah selama enam kali di luar pertemuan yang setiap hari Sabtu,” tambahnya.
Bakat teknik ini telah melekat dalam diri Debin dari jejak sang ayah yang kerap mengotak-atik bongkar pasang mekanik. Bisa dibayangkan robot kaitanya dengan jaringan kabel, tapi diusianya yang masih anak-anak ini ia mampu merangkain satu persatu kabel hingga menjadi robot bisa mengikuti perintah bahasa pemograman komputer.
“Memang sudah menjiwai sehingga mampu merangkain kabel-kabel menjadi robot. Jika tidak menjiwai pasti tidak akan akan mampu. Sebab tidak mudah dan cukup rumit sekali,” bebernya.
Ketua Tim Robotik Indoneisa Firdiansyah menyampaikan helatan tahunan ini sudah berjalan yang ketiga. Indonesia mengirimkan sedikitnya 40 anak dari 10 sekolah, lima diantaranya dari Jakarta, sisanya asal sekolah di Kota Tangsel baik swasta maupun sekolah ngeri.
“Indonesia berhasil juara satu, juara kekedua tuan rumah Malaysia. Dominasi juara dari Indonesia karena memang banyak pelatihan robotik di berbagai titik,” katanya.
Beberapa negara yang ikut lomba di antaranya Indonesia, Malaysia , Mesir, Bruniay, Singapura. Sementara itu pihak SMPN 4 Kota Tangsel, Mustofa yang mendampingi program robotik menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada Debin yang telah mengharumkan nama Indoneisa sekaligus SMPN 4 Kota Tangsel sebagai tempat mengabdikan diri belajar selama ini.
Mustofa berharap, kejuaraan ini mampu menularkan semangat bagi siswa lain agar mampu menanamkan jiwa kompetisi untuk meraih kemenangan. Juara internasional ini cukup bergengsi, bahkan ruang rumah sendiri saja tidak memperoleh juara pertama, hal ini membuktikan Indonesia lebih unggul dari negara lain, dan semestinya harus percaya diri.(dit)
