Dilansir dari Al Jazeera, militer Israel memulai serangan darat skala besar di Jalur Gaza. Serangan ini menewaskan sedikitnya 151 warga Palestina pada Minggu (18/5). Sementara itu, di Gaza utara, direktur Rumah Sakit Indonesia, Dr Marwan al-Sultan, mengatakan pasukan Israel “secara langsung menargetkan” dan mengepung fasilitas tersebut, menjebak sekitar 55 orang di dalamnya.
Berikut ini beberapa fakta yang perlu kamu ketahui soal Israel serang dan kepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Israel Kepung-Serang Rumah Sakit Indonesia, Tembak Siapa pun yang Bergerak

Serangan teranyar terhadap sistem kesehatan di Gaza, Israel kembali menargetkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara. Serangan kali ini menggunakan pesawat nirawak, sementara pasukannya juga melakukan serangan darat di utara dan selatan wilayah yang dibombardir.
Menurut laporan Al Jazeera dilansir CNN Indonesia, militer Israel tidak hanya menggunakan artileri berat dan senapan mesin kaliber besar dalam mengepung Rumah Sakit Indonesia, tetapi juga mengerahkan drone quadcopter. Quadcopter atau “predator udara” ini mengitari area rumah sakit, menebar ketakutan di kalangan tenaga medis dan para pasien yang terluka.
Akibat serangan dan pengepungan ini, Rumah Sakit Indonesia di Gaza terpaksa ditutup, menurut pejabat kesehatan setempat, dilansir dari Al Jazeera.
“Ada penargetan langsung pada rumah sakit termasuk unit perawatan intensif,” kata direktur Rumah Sakit Indonesia Dr Marwan Al Sultan dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan bahwa tidak seorang pun dapat mencapai fasilitas tersebut, yang memiliki sekitar 30 pasien dan 15 staf medis di dalamnya.
Lebih lanjut, menurut Dr Marwan Al Sultan, Israel langsung menembak siapa pun yang bergerak tanpa pandang bulu. Bahkan unit perawatan intensif (ICU) pun telah terkena tembakan. Ia menyebut situasi ini sebagai “bencana kemanusiaan”.
Ia menegaskan bahwa rumah sakit tak lagi mampu memberikan layanan medis, dan mendesak organisasi internasional untuk turun tangan menjamin keselamatan tim medis.
Rumah Sakit Indonesia menjadi fasilitas medis utama di Gaza utara setelah serangan udara Israel tahun lalu membuat rumah sakit Kamal Adwan dan Beit Hanoon berhenti menyediakan layanan kesehatan.
Israel Serang Rumah Sakit di Gaza Tanpa Henti

Israel telah berulang kali menargetkan rumah sakit selama genosida yang dilakukan di Gaza. Kelompok hak asasi manusia dan pakar yang didukung PBB menuduh Israel secara sistematis menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza.
Sebelumnya, Dr Muhammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit al-Shifa di wilayah kantong yang terkepung di utara, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan terbaru yang telah berlangsung sejak Sabtu, mengindikasikan serangan Israel terhadap rumah sakit Gaza semakin intensif.
“Tim medis benar-benar menderita, dan kami memiliki beberapa tim medis dan staf… dan banyak orang membutuhkan lebih banyak perawatan medis,” kata Abu Salmiya.
Abu Salmiya juga memperingatkan bahwa ribuan orang yang sakit dan terluka di rumah sakit bisa meninggal akibat serangan ini. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza juga mengonfirmasi bahwa pasukan Israel mengepung fasilitas di Beit Lahiya.
Kementerian Kesehatan Gaza juga menekankan bahwa Israel membuat kedatangan pasien dan staf rumah sakit terhenti. Akibatnya, rumah sakit tersebut terpaksa berhenti beroperasi.
“Dengan penutupan Rumah Sakit Indonesia, semua rumah sakit umum di Provinsi Gaza Utara sekarang tidak beroperasi”, katanya.
Fasilitas lain di wilayah utara yang telah dibom, dibakar, dan dikepung oleh militer Israel sejak dimulainya perang termasuk Rumah Sakit Kamal Adwan, Rumah Sakit al-Shifa, Rumah Sakit al-Ahli, dan Rumah Sakit al-Awda. Puluhan klinik, stasiun, dan kendaraan medis lainnya juga telah diserang.
Sebagai informasi, penargetan fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan pasien dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan Konvensi Jenewa 1949.
Awal minggu ini, Israel menyerang dua rumah sakit di Khan Younis. Sembilan rudal menghantam dan mengelilingi halaman Rumah Sakit Gaza Eropa, menewaskan sedikitnya 16 orang, sementara serangan terhadap Kompleks Medis Nasser menewaskan dua orang, termasuk seorang jurnalis yang terluka.
Serangan terus-menerus terhadap sektor perawatan kesehatan Gaza telah membuat area tersebut terhuyung-huyung dan tak bisa berfungsi. Dokter mengatakan bahwa mereka kehabisan obat untuk mengobati pasien.
Rumah sakit di Jalur Gaza juga berada di ambang kehancuran total di tengah blokade brutal dan berkelanjutan. Israel terus menghalangi masuknya pasokan medis, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan lainnya yang sangat dibutuhkan, termasuk makanan dan air bersih.
Serangan yang dilancarkan Israel sejak Oktober 2023 telah memakan banyak korban jiwa. Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700 warga Palestina, dan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.
Source : www.beautynesia.com