Tangerang, Katakota.com– Hampir tidak ada program pasangan calon kepala daerah pada Pilkada serentak tahun 2018 yang mengangkat budaya menjadi program unggulan.
Hal tersebut dikatakan pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarok saat diskusi
Kongkow Ngopi Day (Ngomongin Politik Kebudayaan) di halaman Bens Radio Ciputat, Sabtu (17/3).
Menurutnya, program yang diusung calon kepala daerah lebih kepada program pragmatis dan materialis, yakni terkait anggaran meliputi pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, sementara urusan kebudayaan disampingkan.
“Padahal saat ini sedang terjadi krisis kebudayaan, budaya asing seperti gangnam style, K-Pop lebih populer dan menyingkirkan budaya lokal, tak ada politisi yang konsen kesana, ini menjadi problem, program strategi kebudayaan harus menjadi program unggulan, kalau tidak ada sepertinya harus dikritik,” ujar Zaki.
Dikatakan Zaki, terkait kekhawatiran beberapa pihak terkait konflik pilkada dianggap terlalu berlebihan. Sebab dari tahun ke tahun usai reformasi masyarakat memiliki kearifan lokal yang kuat.
“Potensi konflik ada namun terbendung kearifan lokal, masyarakat sudah terlatih untuk berkompromi dan menganggap ini adalah kepentingan sesaat dan setelah itu kembali normal,”papar Zaki. (Dit)
