Perluasan Bandara Soekarno-Hatta Gusur 2.358 Di Kosambi

52
DENPASAR, 14/3 - PENGEMBANGAN BANDARA SOETA. Suasana salah satu terminal di Bandara Internasional Soekarno Hatta, di Tangerang, Banten, Senin (14/3). PT Angkasa Pura II (Persero) berencana mengembangkan Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan melakukan pembenahan di Terminal III, pengembangan Terminal IV serta membangun fasilitas sisi udara, antara lain pembuatan runway, taxiway, dan apron, termasuk pembebasan lahan yang mampu melayani hingga 65 juta penumpang dengan nilai mencapai Rp 8,17 triliun. FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/ama/11.

Tangerang, Katakota.com – Proyek perluasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, mengusur sebanyak 2.358 rumah penduduk di Kecamatan Kosambi, Tangerang, dengan memberikan uang pengganti kepada pemilik lahan.

“Kami sudah melakukan pembicaraan dengan pimpinan PT Angkasa Pura II sebagai pengelola bandara menyangkut pembebasan lahan,” kata Camat Kosambi, Bambang Misbahudin, di Tangerang, Jumat.

Misbahudin mengatakan rumah penduduk yang digusur itu berada di Desa Rawa Rengas dan Rawa Burung, Kecamatan Kosambi.

Bekas pemukiman penduduk setempat itu nanti akan menjadi perpanjangan landas pacu dari sekarang.

Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah Kabupaten Tangerang bersama PT Angkasa Pura II menyosialisasikan hal itu kepada warga yang rumah dan tahan terkena proyek perluasan bandara.

Bahkan pengelola juga membebaskan rumah penduduk dan tanah yang jaraknya sekitar 400 meter dari pagar bandara.

Masalah tersebut agar tidak mengganggu kegiatan penerbangan dan digunakan sebagai batas pengamanan oleh otoritas bandara.

Perluasan bandara juga akan mengusur lahan penduduk di Desa Bojong Renget, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

Pihak pengelola bandara, berupaya agar dalam pembebasan lahan itu dapat menguntungkan dua pihak sehingga proses menjadi lancar tanpa kendala berarti.

Perluasan Bandara Soekarno-Hatta sesuai program pemerintah agar dapat melayani sebanyak 62 juta penumpang setiap tahun, karena selama ini hanya 44,3 juta penumpang setahun. Saat dibangun pada 1986, bandara terbesar di Indonesia ini dirancang hanya untuk sekitar 22 juta pemakai jasa penerbangan setahun.

Sedangkan kapasitas terminal yang tersedia hanya mampu untuk melayani sebanyak 22 juta penumpang per tahun.

Penulis: Adi

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.