Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang Tihar Sopian mengatakan angka prevalensi stunting pada tahun ini sudah memenuhi target tahunan, yakni hanya sebesar 5,6 persen (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat/E-PPGBM).
“Pemerintah Kota Tangerang akan terus berkomitmen menurunkan angka kasus stunting melalui sinergi intervensi penurunan stunting, baik yang kategori sensitif maupun spesifik,” kata Tihar Sopian dalam acara Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) 2024 di Gedung Akhlakul Karimah, Puspem Kota Tangerang, Kamis (5/12/24).
Tihar mengatakan rapat koordinasi ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengoptimalisasi penurunan angka prevalensi stunting di Kota Tangerang.
“Kami menyelenggarakan rapat koordinasi ini melibatkan semua unsur pemangku kebijakan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sampai perangkat kewilayahan di Kota Tangerang,” ujarnya.
Ia melanjutkan, rapat koordinasi kali ini juga menjadi momentum untuk menyusun rekomendasi strategis yang bisa dilakukan untuk mengoptimalisasi penurunan angka prevalensi pada tahun 2025 mendatang.
Pemkot Tangerang menekankan rapat koordinasi kali ini dilakukan sebagai bentuk koordinasi lintas sektoral, evaluasi tahunan, sekaligus menjalin kemitraan dengan melibatkan partisipasi masyarakat di Kota Tangerang.
“Kami membahas banyak hal di rapat ini, mulai dari kajian para ahli, sekaligus merembukkan bersama tim pendamping dari setiap wilayah untuk memetakan potensi stunting secara komperhensif di Kota Tangerang,” tambahnya.
Selain itu, Pemkot Tangerang berharap lewat rapat koordinasi kali ini dapat memastikan kebijakan penurunan angka kasus stunting dilakukan secara terarah, efektif dan efisien, sekaligus menurunkan angka prevalensi stunting secara konsisten.
“Kami berharap rapat ini berhasil meningkatkan percepatan penurunan stunting, khususnya pada tahun depan bisa diturunkan secara maksimal,” pungkasnya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang Dr. Nurdin menambahkan Kota Tangerang dinobatkan sebagai yang terbaik dalam evaluasi kinerja penanganan stunting tingkat Provinsi Banten. Meski demikian, capaian ini tidak boleh membuat pemerintah daerah berpuas diri.
“Kita tidak boleh berhenti pada indikator keberhasilan saja. Upaya penanganan stunting, baik yang bersifat spesifik maupun sensitif, akan terus dimaksimalkan. Harapan kita adalah mewujudkan generasi anak-anak Kota Tangerang yang sehat dan cerdas,” ungkapnya.
Pada tahun 2024, kata Dr. Nurdin, Kota Tangerang menjadi salah satu kota yang didukung insentif fiskal dari pusat, di mana Pemkot memanfaatkan uang tersebut dengan menginisiasi program pemberian modal kerja bagi keluarga dengan balita berpotensi stunting.
“Setiap kelurahan akan menerima bantuan senilai Rp20 juta untuk satu keluarga sebagai bagian dari upaya peningkatan ekonomi dan penanganan stunting secara berkelanjutan. Kita tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga mendampingi mereka agar bisa lebih fokus pada pengembangan ekonomi keluarga sekaligus memastikan anak-anak mereka mendapatkan nutrisi dan perawatan yang optimal,” ujarnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, lanjut Pj wali kota, Pemkot Tangerang optimistis dapat menciptakan kolaborasi yang kuat di berbagai elemen masyarakat, sehingga angka stunting di kota ini dapat terus ditekan.
“Outcome utamanya adalah memastikan anak-anak di Kota Tangerang tumbuh sehat dan berdaya saing, sebagai generasi penerus bangsa,” pungkasnya.***