Asap Kalimantan Sudah Sampai Jakarta – Bogor

30

Jakarta, Katakota.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Jakarta masih berpotensi mengalami udara kabur (haze) dua hingga tiga hari ke depan.

Dalam keterangan tertulis yang diterima dari humas BMKG di Jakarta, Senin, hal ini terpantau dari analisis Citra Satelit Himawari 8 bahwa di wilayah Jakarta dalam 2-3 hari terakhir di selimuti asap tipis.

Tetapi asap tipis itu hanya pada ketinggian 3-5 km yang berasal dari wilayah Kalimantan dikarenakan udara yang bergerak dari utara menuju sebagian wilayah Jawa. Kondisi tersebut tidak mempengaruhi cuaca permukaan di wilayah Jakarta.

Udara kabur (Haze) yang berasal dari partikel kering dan udara yang panas yang menyebabkan jarak pandang pendek dan kelembapan rendah dikarenakan udara dan partikel tersebut tidak dapat naik atau tertahan pada atmosfer lapisan bawah akibat lapisan udara di atas lebih panas daripada lapisan dibawahnya (Inversi).

Kabut Asap yang terjadi hampir di sebagian besar wilayah Indonesia mulai dari Sumatera, Kalimantan, sebagian Sulawesi, Maluku dan Papua.

Kondisi ini dipengaruhi juga oleh El Nino dimana musim kemarau lebih panjang dari normalnya, sehingga berdampak pada bencana kebakaran hutan di wilayah Indonesia hingga saat ini.

Sebaran asap akibat kebakaran hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan meluas hingga ke Jawa pada ketinggian tertentu, bukan di permukaan.

Sementara itu, Wilayah Kota Bogor, Jawa Barat sejak Minggu kemarin dilanda polusi “haze” atau cuaca kabur yang merupakan dampak dari polusi kendaraan bermotor, aktivitas industri dan rumah tangga, kata Dedi Sucahyono, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.

“Yang jelas bukan asap kebakaran dari Sumatera maupun Kalimantan. Haze ini berasal dari partikel debu kotoran polusi kendaraan bermotor, aktivitas industri dan rumah tangga,” kata Dedi kepada Antara di Bogor, Senin.

Dedi menjelaskan, haze merupakan partikel-partikel kering yang sangat halus dan mengambang bersama udara. Fenomena ini biasanya disebabkan sisa polusi kendaraan yang pada akhirnya turun kembali ke permukaan bumi.

newest online casinos in michigan

Menurutnya, haze tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, namun jika dalam jumlah besar, partikel haze bisa menjadi polusi yang mengaburkan jarak pandang seperti kabut asap. Tetapi untungnya di wilayah Bogor jarak pandang masih normal.

“Haze dalam jumlah besar menyebabkan udara menjadi burem,” kata dia.

Dedi mengatakan, karena pengaruh kemarau, ditambah suhu udara permukaan dingin, menyebabkan partikel dari polusi kendaraan, industri dan rumah tangga tidak terangkat ke atas. Oleh karena itu cahaya matahari menjadi tidak terang.

“Kondisi ini umum terjadi, apalagi saat ini di atas Bogor ada awan menengah yang menghalangi sehingga cara matahari jadi tertutup,” ujarnya.

Kondisi demikian terjadi di wilayah Jakarta, tingginya jumlah aktivitas kendaraan, kemacetan, aktivitas pabrik dan rumah tangga menyebabkan udara di wilayah ibu kota tertutup partikel haze.

Dedi kembali menegaskan, kabut yang menyelimuti wilayah Bogor bukan berasal dari asap kebakaran hutan baik di wilayah Jawa Barat maupun Sumatera dan Kalimantan. Begitu pula dengan kebakaran yang terjadi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Minggu kemarin juga tidak mempengaruhi kualitas udara di wilayah Bogor.

Sejak Minggu kemarin, kabut menyelimuti langit di Kota Bogor. Beberapa warga menduga kabut asap juga telah sampai di wilayah tersebut.

“Sejak kemarin langit tertutup kabut, langitnya burem tidak hujan, tapi panas,” kata Wati warga Jalan Menteng, Kota Bogor.

Penulis: Adi

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.