Kapten infanteri Purnawirawan Kasbilal salah satu veteran yang bermukim di Kota Tangerang. Kasbilal merupakan veteran pembela kemerdekaan Republik Indonesia di operasi Seroja.
Ditemui di kediamannya di bilangan Perumnas Kecamatan Cibodas, Kasbilal menjelaskan tidak semua pensiunan tentara disebut veteran.
Terdapat tiga jenis veteran berdasarkan peristiwanya, pertama veteran pejuang kemerdekaan yakni warga negara yang berperan aktif berjuang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1945-1949.
Kemudian veteran pembela kemerdekaan yang terdiri dari tiga bagian yakni pembela trikora saat berjuang melawan Belanda di irian jaya, kemudian pembela dwikora berjuang melawan Inggris dan malaysia di kalimantan dan pembela seroja di Timor timur
Lalu ada veteran perdamaian Republik Indonesia yakni warga negara Indonesia yang berperan aktif dalam pasukan internasional yang melaksanakan misi perdamaian dunia.
“Kalau saya angkatan 66 masih termasuk veteran pembela kemerdekaan karena ikut serta dalam operasi Seroja di Timor-Timur tahun 1975,” ujarnya.
Kasbilal veteran pembela kemerdekaan selama bertugas di TNI pernah tiga kali dikirim dalam operasi militer di Timor Timur.
Operasi dalam mempertahankan propinsi Indonesia ke 27 itu Kasbilal memiliki pengalaman yang tak terlupakan sepanjang hidupnya.
“Saya 3 kali ke Timor-Timur tahun 1975 saat operasi Seroja pertama kali kemudian dikirim kembali tahun 1981 dan 1984,” ujar dia.
Kasbilal menceritakan, saat operasi Timor Timur dirinya bersama tentara lainnya naik pesawat hercules untuk melakukan penerjunan. Namun pesawat telah ditembaki oleh musuh sehingga limbung dan mengeluarkan asap putih.
“Dikhawatirkan pesawat akan meledak saya bersama anggota lainnya melompat melakukan penerjunan,” ujarnya.
Saat itu Kasbilal tersangkut di pohon beringin, beberapa rekannya pun parasutnya tak mengembang sempurna sehingga langsung mendarat di tanah.
“Bangun-bangun badan sudah tertimpa pohon tertutup tanah dikarenakan ditembaki musuh, namun saya masih selamat, banyak rekan-rekan yang saat itu tewas,” kata dia.
Selain tergabung dalam operasi Seroja di Timor-timur, Kasbilal yang berasal dari kesatuan Kopasus juga kerap menerima tugas perintah dalam operasi tertutup atau senyap.
Operasi senyap merupakan hal biasa dalam militer untuk mendeteksi kondisi keamanan di suatu daerah namun tak diketahui identitasnya.
“Saya dengan tim kecil dengan diam diam melaksanakan operasi senyap, orang lain ga tau kalau disitu ada pasukan kopassusnya,” ujar Kasbilal.
Saat bertugas di Aceh, Kasbilal melakukan pendeteksian masyarakat nelayan yang kerap di teror oleh kapal-kapal penangkap ikan besar berbendera Indonesia.
“Setelah diketahui ternyata kapal tersebut bukan punya orang Indonesia tetapi kapal asing, langsung saya laporkan kondisi tersebut,” ucap dia.
Bagi Kasbilal peringatan 75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia harus disyukuri karena sampai saat ini masyarakat menikmati kemerdekaan.
Kasbilal yang hobi melukis dan bercocok tanam ini mengaku dalam hati kecilnya masih sangat prihatin dengan kondisi saat ini sebab masih jauh dari harapan kemerdekaan.
“Masyarakat kita belum menikmati kemerdekaan yang sebenarnya, sekarang ini memang ga dijajah secara militer oleh orang asing tetapi apakah merdeka secara ekonomi, apakah masyarakat sudah sejahtera, belum kan ,” tuturnya.
Menurutnya para pendahulu berjuang bersenjatakan bambu runcing dengan keringat darah dan air mata. Oleh karenanya generasi muda dapat mengisi kemerdekaan dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan negara.
“Bisa dimulai dengan memajukan budaya terutama budaya Tangerang, kemudian juga lingkungan dengan sungai Cisadane agar di manfaatkan dan dijaga sebaik-baiknya,” kata dia.(Adit)