Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hingga magnitudo 8,7 dan 8,9.
Informasi ini kembali ramai di media sosial bukanlah hal baru dan tidak sebagai peringatan dini gempa besar yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Terkait gempa di zona megathrust, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan zona tersebut sudah lama dikenal para ahli sebagai wilayah seismic gap atau kekosongan gempa besar yang belum melepaskan energi selama ratusan tahun.
Menurut catatan sejarah, gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada 1946 (usia seismic gap 78 tahun), sedangkan gempa besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada 1757 (usia seismic gap 267 tahun) dan gempa besar terakhir di Mentawai-Siberut terjadi pada 1797 (usia seismic gap 227 tahun).
Dari keedua seismic gap periodenya jauh lebih lama jika dibandingkan dengan seismic gap Tunjaman Nankai, sehingga upaya mitigasi harus dilakukan lebih cepat.
Hingga kini belum ada teknologi yang mampu memprediksi waktu pasti terjadinya gempa bumi. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa.
Source : kumparan.com































