Katakota.com- Proyek pengerjaan saluran air/drainase di Jalan Jayabaya, Kelurahan Cibodas Baru, Kecamatan Cibodas dikeluhkan masyarakat. Pasalnya proyek di RW 01,02,03 itu justru mengakibatkan persoalan bagi masyarakat sekitar yang diduga akibat tidak profesionalnya pemborong.
Persoalan yang dimaksud merupakan dampak penggalian parit yang diduga asal-asal sehingga nyaris merusak properti warga. Kondisi ini diperparah dengan sempat ‘mandek’nya pengerjaan selama dua minggu. Berdasarkan pantauan Sabtu (9/12), penggalian parit tersebut bukan saja menyebabkan kendaraan warga tidak bisa keluar masuk, bahkan hampir membuat pagar rumah warga roboh. Sebab pemborong menggali seluruh akses masuk ke rumah warga dengan kondisi cukup dalam. Akibatnya, rumah warga seperti terisolir oleh parit. Padahal saluran dari beton bertulang (u ditch) telah lama diletakkan di sana.
Masalah tidak berhenti disitu, warga terpaksa membuat akses dari papan secara mandiri. Sayangnya, akses yang dibuat warga itu justru jadi boomerang buat warga di kala hujan karena licin hingga menyebabkan dua orang warga terpeleset jatuh dan terluka.
Dikatakan seorang tokoh masyarakat sekitar, Isnawan, pengerjaan proyek tersebut sebetulnya sudah berlangsung dari sebulan lalu. Namun sayangnya, baru dua minggu dikerjakan, para pekerja tersebut tidak terlihat beraktivitas lagi.
“Idealnya pembangunan itukan harusnya menyejahterakan, tapi karena pembangunan dikerjakan oleh pemborong seperti ini, kan masyarakat jadi sengsara. Pertama akses keluar masuk warga enggak diberi sama sekali, malah mereka yang bikin sendiri, mobil juga sudah sebulan tidak bisa keluar masuk. Berikutnya ada dua warga yang terpeleset dan terjatuh gara-gara melintas ‘jembatan’ tersebut,” ucapnya.
Pria yang juga pensiunan Marsekal Muda TNI AU itu mengatakan, pagar rumah warga juga ada yang ambruk sehingga mereka harus keluar uang untuk memperbaikinya. Karenanya, tidak mengherankan kata pria yang juga pilot Helikopter Super Puma ini, ada empat warga yang kemudian keberatan dengan dibongkarnya akses keluar masuk mobil mereka.
“Saya sudah menyampaikan keluhan ini kepada aparat di sini, mulai dari PU sampai dewan,” ucapnya. Ia pun heran, mengapa pengawas dari proyek tersebut seperti tidak bekerja sehingga sampai dirinya akhirnya harus turun tangan. “Tapi kan saya warga biasa, harusnya pengawas dan mandor dong,” ucapnya.
Sementara, anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang yang tinggal tidak jauh dari lokasi, Sjaifuddin Z Hamadin mengaku gusar dengan hasil pekerjaan pemborong yang dianggapnya tidak sesuai standar tersebut.
“Harusnya kan ditarik benang dulu, tapi inikan asal main gali saja arah ke rumah warga.” ucapnya.
Karenanya ia pun mempertimbangkan agar perusahaan pemborong tersebut dimasukkan dalam daftar hitam (black list).
“Maksud saya ini sebetulnya tidak bisa dibiarkan, dan ini juga jadi pelajaran buat kontraktor dan dinas yang bertanggungjawab,” ucapnya.
Sementara, salah seorang pengawas, Kosek mengaku siap bertanggungjawab proyek yang dimaksud.
“Iya kita siap tanggungjawab kok, kalau ada pagar yang rusak kita siap ganti, ini juga mau diperbaiki,” ucapnya.(adit)