Katakota.com, -Palang Merah Indonesia (PMI) di sejumlah wilayah kompak melakukan pencegahan dan upaya pengendalian infeksi virus corona (covid-19). Ribuan relawan PMI dikerahkan untuk mengedukasi cuci tangan kepada warga. Relawan juga mendorong warga melakukan disifenski mandiri di lingkungannya.
Sedikitnya 100 botol penyemprot disinfektan dibagikan relawan PMI Jayawijaya ke sopir angkot. Keterbatasan logistik, tak menghalangi relawan untuk berbagi. Bermodalkan botol kecil bekas pewangi pakaian, relawan mengisinya dengan cairan disinfektan yang diracik sendiri.
Sekretaris PMI Jayawijaya Monika menerangkan, botol pewangi itu pihaknya beli dari pasar setempat. Ia terpaksa menggunkan botol itu lantaran tak tersedia botol khusus disinfektan di wilayah tersebut. Namun, Monika memastikan botol ini aman diguanakn warga.
“Kami beli botol beli di toko, kami beli Rp 20.000 isinya kami keluarkan, kemudian kami isi cairan disinfektan. Isinya kita buat sendiri, kami beritahu kandungannya supaya masyarakat bisa buat sendiri,” kata Monika.
Sopir angkot ditarget pihaknya lantaran trasnportasi umum berpotensi membawa virus dari satu tempat ke tempat yang lain. Ia mgnimbau sopir untuk menyemprotkan cairan tersebut secara mandiri.
Tugas kemanusiaan lain yang dilakukan relawan PMI Jayawijaya adalah edukasi cuci tangan. Monika mengatakan, bersama Pemerintah Kabupaten, pihaknya berkeliling mengunjungi pemukiman warga untuk menggelar simulasi cuci tangan. Anak-anak hingga orang dewasa diajari relawan cara mencuci tangan yang dianjurkan.
“Kami rutin mengimbau masyarakat, jalan ke kampung, edukasi cuci tangan. Tim Kabupaten penyemrpotan sambil promkes bersama kami, tapi ada juga permintaan warga untuk diedukasi atau lingkungannya disemprot,” katanya lagi.
Gerakan pencegahan dan pengendalian wabah covid-19 juga dilakukan relawan siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat) PMI di Sigi, Palu, Sulawesi Tengah. Secara mandiri, relawan Sibat PMI Palu membuat masker kain untuk dibagikan ke masyarakat. Ketua Sibat PMI Palu Rusman Huntara mengatakan, sementara ini pendanaan produksi masker itu berasal dari dana pribadi relawan sibat.
“Sementara ini masih didanai dari teman-teman Sibat, dari uang pribadi. Tapi kita tidak paksakan,” jelasnya.
Kelompok Sibat ini juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat desa Lolu. Sosialisasi dilakukan di kompleks hunian sementara masyarakat yang berada di desa tersebut.
Sosialisasi dilakukan pada sore hari hingga hingga menjelang berbuka puasa.
“Bersama pemerintah Desa Lolu, bapak kurniadi Latjedi (Kades) turun langsung bersama kelompok Sibat dalam memberikan edukasi. Kegiatan yang dilakukan oleh Sibat dalam rangka mendukung pemerintah Desa dalam memutuskan rantai penyebaran virus corona,” terang Rusman.