Warga di RW 06 Perumahan Pondok Arum Kelurahan Nambo Jaya Kecamatan Karawaci mengikuti pelatihan pengolahan cabai. Cabai yang merupakan hasil tanam warga di Kelompok Wanita Tani (KWT) dan pekarangan rumah dapat diolah menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomis.
Pengelola KWT Anthurium sekaligus narasumber dalam pelatihan, Yuliana Darmawan mengatakan, pelatihan pengolahan cabai memberikan pengetahuan dan wawasan warga dalam mengelola cabai menjadi berbagai jenis olahan makanan.
“Dalam pelatihan warga setempat diajarkan pengolahan cabai menjadi saus dan manisan,” ujarnya.
Pelatihan tersebut merupakan upaya berkelanjutan dari pengembangan KWT Anthurium. Hasil panen berupa cabai dapat dinikmati menjadi berbagai produk olahan sehingga lebih tahan lama dan variatif.
“Manisan cabai cara unik menikmati cabai, selain dapat dinikmati sendiri juga dapat dijual sehingga meningkatkan perekonomian keluarga,” kata dia.
Menurutnya, harga manisan cabai dipasaran terbilang mahal. Satu kilogramnya dapat dijual seharga 300 ribuan. Melalui pelatihan ini cukup mudah dan dapat dipraktekkan dirumah.
Dinas Ketahanan Pangan (DKP) membina 14 Kelompok Wanita Tani (KWT) yang tersebar di 13 Kecamatan. Program KWT yang dijalankan Pemkot Tangerang itu bertujuan mengajak masyarakat untuk gemar bercocok tanam.
Kabid Keanekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, pada Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Eni Nuraeni, mengatakan pembinaan di 14 KWT dalam bentuk dukungan berupa bibit, pupuk, tenaga penyuluh dan pendamping. Pendamping bertugas menjadi jejaring melakukan pembinaan, laporan,dan evaluasi kegiatan di KWT.
“Pembinaan memberikan dukungan masyarakat tetap gemar bercocok tanam,dan menularkan kepada warga lainnya untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman produktif seperti sayur-mayur dan buah-buahan,”ujarnya.
Menurutnya, optimalisasi pemanfaatan pekarangan rumah merupakan salah satu bentuk program KWT dilokasi yang minim lahan. Hasil panen pun dapat dimanfaatkan menjadi berbagai olahan yang variatif dan tahan lama.
“Program KWT tak hanya bercocok tanam tetapi juga memberikan pendampingan untuk menciptakan olahan pangan lokal dari hasil cocok tanam KWT dan hasil tanam rumah tangga,”ucapnya.(Adit)