Jakarta – Kimberly Ryder melaporkan suaminya, Edward Akbar ke Komnas Perempuan dan Kemen PPPA atas dugaan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ternyata selama ini Kimberly tidak pernah memberi tahu sang ibunda soal dugaan kekerasan yang dialaminya dari suaminya.
Kini Kimberly Ryder ditemani ibundanya, Irvina Zainal dan kuasa hukumnya, Machi Ahmad, melaporkan dugaan kasus KDRT tersebut. Sontak saja Irvina merasa geram usai mengetahui putrinya menjadi korban KDRT Edward Akbar.
“Tadinya saya nggak mau buka yang kemarin yang soal nafkah. Jadi bocor deh. Mantu kayak begitu, bikin naik darah banget, saya sampai kaget. Itu sesuatu yang saya tidak pernah tahu, sekarang baru tahu hari ini,” ucap Irvina Zainal.
Irvina pun dengan tegas mengatakan bahwa tak akan ada kesempatan bagi Edward Akbar untuk rujuk kembali dengan Kimberly. Seperti diketahui, proses perceraian Kimberly Ryder dan Edward Akbar masih bergulir di Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
“Makanya ini saya bilang sama Edward. ‘Edward, lo nggak akan mungkin balik sama anak saya. Nggak akan mungkin!'” tegas ibunda Kimberly Ryder.
Sementara itu, Kimberly Ryder mengungkapkan tindakan KDRT yang dilakukan Edward Akbar kepada dirinya akibat mood yang tak stabil. Kimberly menyebut Edward kerap membuat masalah kecil menjadi besar.
“Karena apa, ya? Ada karena jealousy, ada karena memang mood-nya dia tidak stabil. Hal-hal kecil yang akhirnya snowballing sampai dibuat besar sama dia, terus kadang-kadang kita bereaksi terhadap dia melakukan sesuatu malah kita kena omelan gitu loh, kita yang salah,” ungkap Kimberly Ryder.
Kimberly mengaku menutupi sikap kasar Edward Akbar dari keluarga lantaran merasa malu. Hal tersebut karena dugaan KDRT itu terjadi sejak tahun pertama mereka menikah.
“Ya, gimana, ya? Baru menikah berapa tahun atau berapa bulan doang, malu juga, kan, ya. Terus sudah gitu dia selalu ingatin, ‘Oh, iya, pasti 5 tahun pertama itu paling susah dalam pernikahan’,” jelas Kimberly Ryder.
Terkait Edward Akbar yang melaporkan dirinya ke KPAI atas dugaan kekerasan kepada anak, Kimberly Ryder pun memberikan tanggapan.
“Dari aku sendiri aku tidak merasa itu penganiayaan, ya, biasa ya. Bukannya aku menormalisasikan ini, cuma memang pasti ibu-ibu bisa relate juga,” tutur Kimberly Ryder.
“Di saat kita lagi capek banget, kita lagi merasa mungkin kurang me time atau apa pun itu, terus merasa tertekan. Apalagi lama sekali aku merasa tertekan gitu,” pungkasnya.(insert)