Tangerang, Katakota.com– Masari (59) tak menyangka kebun bunga matahari yang baru pertama kalinya ditanam di lahan pertanian yang dia garap dibanjiri banyak pengunjung. Bahkan banyak pengunjung yang datang dari luar Kota Tangerang.
Satu pekan terakhir Jalan Makam di Kelurahan Pakojan Kecamatan Pinang dipadati banyak orang. Masyarakat ingin mengetahui kebun bunga matahari yang viral di media sosial itu. Warga berduyun-duyun membawa keluarganya untuk sekedar melihat dan berfoto dengan latar kebun bunga matahari berwarna kuning.
Masari yang sehari-hari bekerja sebagai petani garapan di lahan milik swasta itu mengaku gembira kebun bunga matahari yang ia tanam ramai dikunjungi banyak orang. Sebelumnya Masari menanami kebunnya dengan berbagai sayur-sayuran dan buah-buahan seperti kacang panjang, dan timun suri.
Dia menceritakan awal mula menanam bunga matahari disebabkan ingin mencoba menanam yang berbeda dari biasanya. Dipilihnya bunga matahari terinspirasi dari tanaman milik rekannya di Solo. Ia pun langsung berencana membeli bibit bunga matahari di Bandung.
“Ya awalnya nanam buat dijual ke sentra bunga di Rawa Belong Jakarta, 4000 batang bunga sempat diantar dan laku terjual,” ujar Masari.
Bunga matahari yang ditanami terlebih dahulu melalui proses penyebaran bibit selama 25 hari. Selanjutnya bibit yang telah disebar selama empat bulan lamanya akan tumbuh besar dengan bunga-bunga yang berwarna kuning.
Lanjutnya, awal viralnya kebun bunga matahari miliknya diawali kedatangan sekelompok remaja yang datang dan berfoto-foto. Keesokan harinya semakin banyak orang yang datang, Dia pun sempat kewalahan mengawasi warga yang masuk kedalam kebun, Kondisi tersebut mengakibatkan banyak bunga miliknya yang rusak karena terinjak-injak dan patah.
“Agar tidak merusak bunga matahari saya pasang tali pembatas di kebun,” kata dia.
Guna mengganti bunga-bunga yang rusak serta perawatan kebun dirinya mengutip biaya pengunjung yang akan masuk sebesar Rp 5000 setiap orang. Menurutnya biaya masuk yang dikenakan juga dimaksudkan agar pengunjung dapat lebih tertib dan berhati-hati selama berada di kebun bunga matahari.
“Sewaktu awal-awal mulai dikunjungi bunga saya banyak yang rusak, saya rugi, Apalagi semakin kesini pengunjung semakin banyak dan ramai,” ungkapnya.
Namun demikian, Masari mengaku senang dan bersyukur kebun bunga mataharinya menjadikan kampungnya ramai dan memberikan dampak positif bagi warga sekitar. Warga setempat meraup keuntungan dari berdagang aneka makanan minuman juga jasa parkir kendaraan.
“Bersyukur warga juga kebagian rejeki dari kebun bunga matahari,”ucapnya.
“Senang sekali banyak pengunjung, dagangan laris manis, ”kata salah seorang penjual es di lokasi.
Selain mengutip tiket masuk, Masari juga menjual bunga matahari kepada pengunjung. Bunga nya itu dijadikan oleh pengunjung sebagai oleh-oleh telah mengunjungi kebun bunga matahari di Kecamatan Pinang yang viral di media sosial. (Dit)