Bandung – Ahir-akhir ini jagat maya dihebohkan dengan penjualan kain kafan secara live yang dilakukan di TikTok.
Bukan karena kain kafannya, sang penjual menghadirkan orang yang dikafani dan hal itu mencuri perhatian penonton.
Dalam live-nya, seorang host mengenalkan produk kain kafannya dengan macam-macam paket yang dijual.
Di belakangnya, ditemani orang yang mengenakan kain kafan, kadang ditemani satu orang, kadang dua orang.
Banyak orang yang salah fokus alias salfok dengan pria yang mengenakan kain kafan.
Pasalnya pria itu berdiri hingga berjam-jam dan terkadang diajak oleh host melakukan praktik mengafani dan tata cara pengurusan jenazah.
Live penjualan kain kafan ini mengundang decak tawa penonton.
Tak tanggung-tanggung, setiap live, penonton yang menyaksikan penjualan kain kafan ini bisa mencapai belasan hingga puluhan ribu orang.
Live penjualan kain kafan ini dilakukan produsen kain kafan asal Kota Bandung, yakni Kafani.
detikJabar berkesempatan berkunjung ke produsen kain kafan ini, sekaligus menyaksikan live penjualan kain kafan yang berada di daerah Arcamanik, Kota Bandung, Kamis (7/11/2024) malam.
Live dilakukan mulai Pukul 08.00 WIB dengan durasi maksimal 3 jam dan digelar di sebuah ruangan yang sebelumnya digunakan sebagai toko kue.
Live ini langsung dilakukan oleh Owner Kafani Yoka Brahma Putra.
Dia tak menyangka jika penjualan kain kafan yang dilakukannya dengan cara live di TikTok viral dan menyita perhatian banyak orang.
“Jualan kain kafan dilakukan Maret 2024, viral di akhir bulan Oktober, hari pertama, kedua dan ketiga di Oktober viral,” kata Yoka.
Dalam sekali live, Yoka dibantu 3-4 orang yang terdiri dari kerabat dan keluarganya. Mereka berbagi tugas.
Ada yang mengenakan kain kafan dengan tugas berdiri beberapa jam, operator live, dan yang menyiapkan pesanan kain kafan yang dibeli penonton.
Lalu mengapa Yoka juga menghadirkan orang dengan mengenakan kain kafan? Yoka menyebut itu sebagai strategi marketing sekaligus edukasi terkait pengurusan jenazah.
“Kenapa dihadirkan? Karena pertama sebagai gimmick dan orang bisa melihat langsung bagaimana cara memasang kain kafan sendiri, karena banyak yang awam.
Ketika saya jelaskan serius sebenarnya dan bagaimana (tata cara pengurusan jenazah) agar para penonton tetap fokus (standby di livenya) dipancingnya dengan gimmick itu,” ungkap Yoka.
Karena baru viral akhir-akhir ini, Yoka mengaku penjualannya mengalami kenaikan.
Namun, penjualannya belum naik signifikan.
“Penjualan meningkat, namun belum signifikan karena sasaran produk yang kami jual produk edukasi.
Jadi ketika pertama kali kami memperkenalkan, tidak semu orang langsung beli karena harus diedukasi dan kami butuh proses,” jelasnya.
Menurut Yoka, selain jualan secara online dia juga berjualan secara offline.
Dia juga menjual kain kafan dengan dibagi ke tiga paket yakni Paket A, Paket B dan Paket C, pembeda dari ketiga paket itu dilihat dari kelengkapannya.
“Karena baru viral Minggu kemarin, stok Paket A habis.
Tapi kalau ditanya berapanya kita belum hitung, mungkin baru (naik) 10 persen,” ujarnya.
“Perbedaannya sebelum viral pembeliannya itu yang paket, setelah viral yang satuannya juga keluar (Paket A), sebelumnya jarang terjadi,” pungkasnya.(detik.com)