Taylor Swift akhirnya berhasil membeli kembali hak master untuk enam album pertamanya. Dalam surat emosional yang dibagikannya kepada penggemar (30/5/2025), Swift mengonfirmasi bahwa ia kini secara resmi memiliki seluruh rekaman asli dari karya-karya awal yang membesarkan namanya.
“Semua musik yang pernah aku buat, sekarang milikku,” tulis Swift dalam unggahan yang langsung viral. Dengan kesepakatan ini, pelantun Anti-Hero tersebut kini mengontrol sepenuhnya semua karya dari era debut tahun 2006 hingga era Reputation.
Perebutan Hak Musik

Cerita ini dimulai pada 2019, saat label lamanya (Big Machine) menjual hak master keenam album ke Scooter Braun. Bagi Swift, ini adalah mimpi buruk yang jadi kenyataan terutama karena ia tidak diberi kesempatan membeli musiknya sendiri melainkan hanya “menukar” satu hak album lama untuk setiap album baru yang ia rilis di label tersebut.
Ketegangan semakin menjadi ketika Braun menjual hak master tersebut ke Shamrock Capital pada 2020 dengan harga sekitar 300 juta USD. Tapi kali ini, Shamrock membuka pintu negosiasi yang lebih sehat dan manusiawi.
Memiliki Kembali Hak Album Lamanya

Lewat surat emosional kepada para penggemar, Swift mengungkap rasa terima kasih yang mendalam kepada Shamrock Capital selaku pihak terakhir yang memegang hak katalog tersebut. Swift pun menyebut transaksi ini sebagai “mimpi terbesar yang akhirnya jadi kenyataan.”
Swift membeli seluruh katalog lamanya dari Shamrock Capital. Tidak hanya audio lagu, tapi juga hak atas video musik, film konser, foto album, hingga lagu-lagu unreleased dari era-era awalnya. Rumor mengatakan, Swift harus menggelontorkan dana sekitar 600 juta USD hingga 1 miliar USD.
Bagaimana dengan Proyek Taylor Version?

Empat dari enam album awal Swift yaitu Fearless, Red, Speak Now, dan 1989 sudah dirilis ulang antara 2021 hingga 2023. Hanya dua album yang belum di-remake, yaitu Reputation dan album debut dari 2006. Namun, dengan kembalinya hak master ke tangannya, apakah proyek ini masih perlu dilanjutkan? Menariknya, Swift memberikan jawaban jujur soal Reputation (Taylor’s Version).
“Aku bahkan belum merekam seperempatnya.”
Ia mengaku album itu terlalu emosional dan ‘spesifik pada masa tertentu dalam hidupku’. Mungkin Reputation (Taylor’s Version) dan Taylor Swift (Debut) akan tetap dirilis.
Namun, kali ini bukan karena dendam atau keharusan tetapi murni selebrasi. Seperti yang ditulis Swift: “Jika itu terjadi, itu tidak akan datang dari tempat sedih… tapi dari perayaan.”
Dukungan Penggemar

Swift juga menekankan bahwa pencapaiannya ini tidak mungkin terjadi tanpa dukungan fans. Tak berlebihan jika disebut Swifties bukan sekadar fans, tapi juga kekuatan kolektif yang mendorong perubahan di industri.
Perjalanan Taylor Swift dari penyanyi country remaja menjadi pemilik penuh seluruh karyanya adalah pelajaran nyata tentang pentingnya memahami hak atas karya sendiri. Kini, Taylor tidak hanya menjadi penyanyi dan penulis lagu, tapi juga simbol kemandirian dan kekuatan perempuan dalam industri hiburan.
“Kalian telah membantuku bersatu kembali dengan seni yang aku dedikasikan sepanjang hidupku, tapi yang sebelumnya belum pernah kumiliki.”
Source : www.beautynesia.com