Katakota.com- Dini Cahyani (16) menjadi satu dari dua atlet peraih medali emas terbanyak pada ajang Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (PEPARPEDA) VII Banten tahun 2022.
Tiga emas yang dikumpulkannya masing-masing dari nomor lari 100 meter, 200 meter dan lompat jauh turut mengantarkan Kota Tangerang meraih posisi runner up di ajang dua tahunan itu.
Dini telah menyiapkan PEPARPEDA dengan berlatih intensif selama dua bulan sebelum event tersebut. Dini dilatih oleh PASI dan NPC (National Paralimpik Comitte) Kota Tangerang
Prestasi gemilang yang diraih Dini tak didapat secara instan sebab telah sejak lama menekuni atletik saat mulai duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
“Sejak SD latihan rutin di lapangan Ahmad Yani seminggu 4 kali sampai sekarang terus berkelanjutan,” ujarnya.
Selain semangat dari dalam diri, prestasi dan keikutsertaan Dini dalam olahraga atletik juga mendapatkan dukungan dari orangtua dan sekolah. Hasilnya Dini kerap menjuarai even paralimpik di tingkat Kota Tangerang.
“Dalam waktu dekat di tahun ini ada Peparprov dimana Kota Tangerang menjadi tuan rumah, lalu kedepannya juga ada Peparnas, targetnya meraih medali emas sebanyak-banyaknya,” kata Dini.
Sama seperti Dini Cahyani, Kurnia Mareta Nurhapsari (16) penyandang disabilitas tuna rungu ini merupakan peraih dua medali emas cabang olahraga renang pada PEPARPEDA VII Banten. Ada pun dua medali emas berasal dari renang nomor gaya dada 50 meter, gaya bebas 50 meter.
“Sebenarnya ada 3 emas tetapi untuk nomor gaya dada 100 meter tidak dihitung dan menjadi nomor eksibisi karena tidak ada lawannya,” ujar Kurnia.
Kurnia mengatakan sudah bisa berenang sejak kelas 4 SD mengikuti program latihan rutin setiap bulan yang diadakan oleh sekolahnya yakni Sekolah Khusus Yayasan Karya Darma Wanita (YKDW) 02 di Nusa Jaya Kecamatan Karawaci.
“Dari program sekolah berlanjut ke pembinaan atlet oleh NPC (National Paralimpic Committe) sampai saat ini,” ujar Kurnia.
PEPARPEDA VII Banten bukan even pertama yang diikuti oleh Kurnia. Ia pernah mengikuti even Paralimpik nasional di Jakarta tahun 2019. Keikutsertaan Kurnia mengikuti tradisi sekolahnya dan tentunya Kota Tangerang yang rutin mengirimkan atlet berlaga di ajang tersebut.
“Saat itu berada di urutan 4 sehingga belum bisa mempersembahkan medali untuk Provinsi Banten,” kata warga Cikokol ini.
Kurnia membagikan tips bagi teman-teman yang ingin bisa dan menjadi atlet berenang.
“Intinya jangan takut, rasa takut diawal justru yang memicu orang tenggelam saat berenang, kedua giat dan fokus saat latihan,” katanya.
Dini dan Kurnia berharap prestasi yang diraihnya dapat memotivasi penyandang disabilitas lainnya untuk tetap semangat mengukir prestasi di bidang apapun yang ditekuni.
“Keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi dan membanggakan orangtua, kita dapat mengoptimalkan keterbatasan menjadi prestasi,” kata Kurnia
Kemudian keduanya juga berharap dapat diterima oleh masyarakat sama seperti yang lainnya.
” Tak hanya dapat bekerja di perusahaan tetapi juga bisa bermanfaat di masyarakat,” tutupnya.(dit)