Puji Lestari satu dari dua tenaga kesehatan (Nakes) Kota Tangerang yang dinobatkan sebagai Nakes teladan tingkat Provinsi Banten tahun 2021.
PNS yang sehari-hari bekerja di Puskesmas Larangan Utara ini meraih peringkat tiga untuk kategori ahli gizi atau nutrisionis.
Kapas atau Kelompok Ayah Peduli ASI merupakan inovasinya yang dijalankan sejak tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Larangan Utara meliputi empat Kelurahan yakni Larangan Utara, Larangan Selatan, Larangan Indah dan Gaga.
Puji mengatakan inovasi yang digagasnya bermula dari keprihatinan atas rendahnya angka pemberian ASI ekslusif. Pada tahun 2017 angkanya 43 persen dibawah target WHO yakni cakupan ASI bayi 0-6 bulan sebesar 50 persen.
Rendahnya pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya pendidikan, pengetahuan, pengalaman ibu dan kondisi medis ibu karena penyakit atau pengobatan tertentu.
Kemudian juga ada kondisi psikologis ibu seperti sikap terhadap proses menyusui, keyakinan dan kepercayaan diri untuk menyusui serta motivasi untuk menyusui adalah faktor predisposisi atau faktor pemicu yang berpengaruh positif terhadap keberhasilan ASI eksklusif.
“Faktor yang kuat mendorong adalah dibutuhkan peran keluarga untuk memotivasi ibu menyusui, orang terdekat yaitu suami,” ujar Puji.
Inovasi Kelompok Ayah Peduli ASI (Kapas) dimulai tahun 2018. Puji memanfaatkan pasien persalinan di Puskesmas Larangan Utara untuk memberikan konseling dan penyuluhan kepada ayah dari bayi yang melahirkan.
“Para ayah diberikan konseling tentang ASI sebelumnya juga diberikan pra tes sejauh mana ayah mengetahui ASI setelah itu sang ibu juga diberikan konseling,” ujarnya.
Dilanjutkan sang ayah diajarkan pijat oksitosin. Oksitosin merupakan hormon yang merangsang kelancaran ASI selain hormon prolaktin.
“Kadang kadang ibu ga dapat hormon ini karena Hormon oksitosin datang dari kebahagiaan sang ibu, maka kita butuh dukungan ayah apalagi banyak ibu-ibu usai melahirkan mengalami stres,” katanya.
Tak hanya itu Inovasi Kapas juga meminta komitmen ayah untuk mendukung ASI ekslusif selama 6 bulan. Pada tahun 2018-2019 sebelum pandemi program Kapas juga mengundang para Ayah ASI dalam kegiatan pertemuan.
“Ayah dan Ibu menandatangani komitmen , kita juga mnta nomor WhatsApp nya si Ayah untuk memberikan penyuluhan melalui broadcast,” kata dia.
Kemudian setelah 6 bulan berhasil memberikan ASI ekslusif Puji melalui Puskesmas Larangan Utara memberikan reward berupa sertifikat lulus ASI ekslusif.
“Alhamdulillah ada peningkatan melebihi dari target yang ditetapkan pemberian ASI ekslusif di tahun 2018, 2019 dan 2020,” katanya.
Inovasi Kapas yang digagas oleh Puji mengantarkan mengikuti lomba Nakes teladan tingkat Kota tahun 2019. Ia dinobatkan sebagai peringkat pertama Nakes teladan untuk kategori nutrisionis.
“Saya diusulkan Dinkes untuk mengikuti lomba tingkat Provinsi, Alhamdulillah setelah mengikuti proses penilaian meraih peringkat tiga,” ungkapnya.(Adit)