
Katakota.com, -SeekorĀ macan tutulĀ (Panthera Pardus Melas) masuk ke rumah warga di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Minggu (3/6). Petugas kemudian mengevakuasi macan itu usai menembaknya dengan senapan bius.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat Sustyo Iriyono mengatakan macan tutul itu tersesat di kandang unggas milik Bambang, warga Kampung Ciruntah, pada Minggu (3/6) lalu.
“Telah masuk seekor satwa macan tutul yang diperkirakan masuk dan terperangkap dalam kandang unggas pada malam hari sebelumnya, dan telah memangsa 3 ekor ayam, dan 2 ekor entok,” ujar Sustyo dalam keterangan kepada pers di Bandung, Senin (4/6).
Insiden itu terjadi pada Minggu (3/6) pukul 20.10 WIB. Macan tutul itu diperkirakan masuk dan terperangkap dalam kandang unggas. Sebelumnya, macan ini telah memangsa tiga ekor ayam dan dua ekor entok.
“Berdasarkan laporan pengaduan tersebut, tim langsung meluncur menuju ke lokasi kejadian,” kata Sustyo.
Tim gabungan tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 23.15 WIB. Setelah meminta keterangan dari pemilik kandang unggas, tim gabungan langsung bergerak dengan terlebih dahulu memastikan pemblokiran kandang unggas. Petugas kemudian melakukan penangkapan dengan metode penembakan bius.

Tim gabungan berhasil melumpuhkan satwa sekitar pukul 00.15 WIB. Petugas kemudian melakukan identifikasi secukupnya sebelum memasukkan macan itu dalam kandang evakuasi yang telah dipersiapkan.
Hasil identifikasi, kata Sustyo, menjelaskan bahwa macan tutul itu berjenis kelamin jantan, berumur 1,5 tahun. Berat badannya sekitar 25 kilogram. Macan ini diperkirakan berasal dari kawasan hutan Cagar Alam Gunung Tilu.
“Setelah proses evakuasi satwa, tim telah memberikan ganti rugi seharga 5 ekor unggas yang telah dimangsa oleh macan tutul tersebut,” jelasnya.
Setelah itu, tim gabungan membawa macan tutul tersebut ke kantor BBKSDA di Soreang dan memindahkannya ke dalam kandang transit.
“Hari ini, akan dipindahkan ke kandang karantina di Kebun Binatang. Setelah dipastikan sehat dalam 2-3 hari, langsung dilepasliarkan,” tuturnya.
Sustyo mengatakan, penyebab awal terjadinya macan tutul turun gunung di Gunung Tilu karena memang individu jantan muda dengan usai 1,5 tahun umumnya sering keluar dari habitatnya.
Macan tutul muda yang sudah lepas dari induknya, lanjut dia, akan mencari daerah teritori baru. Secara otomatis, macan itu akan mencari teritori yang tidak dikuasai pejantan lain.

“Adanya anak macan tutul yang keluar itu artinya kawasan sehat, ketersediaan mangsa cukup dan tidak ada aktivitas manusia. Namun, bisa terjadi karena adanya pemisahan kelompok sehingga mulai mencari mangsa sendiri,” paparnya.
Dalam kurun dua bulan terakhir, kasus macan turul turun gunung sudah terjadi dua kali. Sebelumnya, kejadian tersebut terjadi di Sukabumi.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihak BBKSDA selalu menyiagakan petugasnya.
“Kita punya 22 timĀ resort base managementĀ di Jabar. TiapĀ resortĀ punya tim gugus, dan adaĀ call centerĀ juga. Kita selalu memberikan informasi kepada masyarakat apabila menemukan satwa dilindungi jangan dibunuh,” tututp dia.
Sumber : CNNindonesia